MENGENAL ANTI FEMINISME: SEJARAH DAN CONTOHNYA

Aulia Rizky Safirah
6 min readNov 29, 2020

--

Apa itu anti feminisme?

Feminisme menjadi gerakan dalam upaya memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi Ideologinya berubah melalui gelombang yang berbeda. Bergantung pada periode, budaya dan negara, feminisme di seluruh dunia memiliki penyebab, tujuan, dan alasan keberadaan yang berbeda.

Merespon gerakan feminisme, munculah respon yang berlawanan yaitu anti feminisme. Arti anti feminisme bervariasi dari waktu ke waktu dan budaya. Michael Kimmel mendefinisikan anti feminisme sebagai “golongan oposisi terhadap kesetaraan perempuan”. Golongan anti feminis berisikan laki-laki dan perempuan yang merespon tuntutan kesetaraan hak oleh perempuan.

Jaworska & Krishnamurthy (2012) menemukan bahwa feminisme telah menurun relevansinya dengan kehidupan perempuang kontemporer. “meskipun ada kesadaran tentang ketidaksetaraan gender seperti kesenjangan upah antar gender, perempuan sangat jarang mengidentifikasikan diri mereka sebagai feminis atau bahkan menolak feminisme”

Mengapa ada Anti Feminis?

Melihat dari berbagai jenis gelombang, golongan, dan tujuan sebuah gerakan feminis yang beragam, hal yang ditentang pihak anti feminis pun beragam. Tapi diantaranya adalah keyakinan bahwa sistem patriarki yang disebut merugikan perempuan bagi feminis adalah tidak benar atau dibesar-besarkan.

Perempuan yang anti feminis juga beberapa menyatakan bahwa mereka bukan korban dan tidak teropresi sistem patriarki. Yang lainnya juga mengatakan bahwa mereka ingin mengikuti peran gender yang sudah ada dan merasa tidak memerlukan feminisme modern.

Profesor sosiologi Amherst College Jerome L. Himmelstein, mengatakan bahwa anti feminisme berakar pada stigma sosial terhadap feminisme dan dengan demikian merupakan gerakan yang murni reaksioner.

Perempuan sebagai grup yang secara historis paling tertarik akan isu feminis menimbulkan pertanyaan ketika sebagian dari mereka tidak setuju dan menolak gerakan femnisme, apakah feminisme itu sendiri menghadapi masalah representasi atau tidak.

Sejak kapan ada anti feminisme?

Gerakan perempuan dimulai pada tahun 1848, yang paling terkenal diartikulasikan oleh Elizabeth Cady Stanton yang menuntut hak suara, diikuti oleh Lucy Stone, Susan B. Anthony dan lainnya yang juga mendorong hak-hak lain seperti pendidikan, kebebasan kerja, perkawinan dan hak milik, dan hak memilih kapan dan apakah akan menjadi seorang ibu.

Melihat keinginan perempuan ini, beberapa menentangnya dan merasa bahwa perempuan tetap di ranah privat. Edward Clarke (1873) meramalkan bahwa jika wanita pergi ke perguruan tinggi, otak mereka akan tumbuh lebih besar dan lebih berat, dan rahim mereka akan berhenti tumbuh. Gerakan pro-keluarga muncul pada akhir abad ke-19, sekitar tahun 1870. Gerakan ini dimaksudkan untuk menghentikan laju perceraian yang meningkat dan memperkuat nilai-nilai tradisional keluarga.

Argumen terhadap anti feminisme di masa sekarang

“feminis pura-pura jadi korban” menurut mereka saat ini perempuan sudah cukup mendapatkan kesetaraan, punya hak pilih, akses kepada pekerjaan dan pendidikan, kita sudah bebas berbusana, apalagi yang ingin dicapai?

Argumen: Sementara seksisme secara sistemik sudah pernah dihilangkan dalam sejarah perjuangan perempuan, seksisme masih terus hidup di kejadian sehari-hari seperti standar ganda, cat calling, rape culture yang ditujukan kepada perempuan.

“Feminisme benci laki-laki” menurut mereka feminis membuat laki-laki sebagai musuh dan mengatakan bahwa semua laki-laki adalah pemerkosa dan misoginis. Feminis tidak puas dengan peran gender dan ingin perempuan berkuasa dan mengopresi laki-laki.

Argumen: Yang dibenci feminis adalah keyakinan maskulinitas yang tidak baik atau toxic masculinity, yaitu adalah seperangkat aturan dan harapan yang dimiliki untuk perilaku pria termasuk bagaimana laki-laki memperlakukan perempuan. Toxic masculinity lah yang memberi tahu laki-laki bahwa dia akan berharga jika mendapatkan kekuasaan atas orang lain dan bahwa sangat memalukan jika seorang wanita mengalahkannya dalam hal apa pun

“feminisme mengatakan bahwa perempuan lemah” menurut mereka perempuan sudah hebat tanpa feminism dan bisa mencapai segalanya.

Argumen: Perempuan bisa mencapai segalanya itu benar, tetapi mereka harus lebih kuat dan memiliki lebih kualitas dibandingkan laki-laki. Diantara 500 CEO versi majalah Fortune, kurang dari 5% nya adalah perempuan. Itu berarti seksisme masih membebankan perempuan untuk unggul di bidang mereka.

“Feminisme berarti menolak peran gender tradisional” menurut mereka feminisme itu untuk perempuan yang ingin berkarir dan yang ingin menjadi bos dalam suatu hubungan. Sementara perempuan yang suka menjadi ibu rumah tangga dan menjadikan suaminya memimpin hubungan dipandang rendah oleh feminisme.

Argumen: Benar jika gerakan feminis sering digunakan bagi orang-orang yang merasa bahwa status quo yang ada bukanlah yang tepat untuk mereka. Dan betul juga bahwa beberapa feminis memandang rendah tipe feminine konvensional dan itulah yang menjadi masalah. Ada yang dinamakan dengan femmephobia, yaitu sikap bahwa apapun yang secara tradisional diasosiasikan dengan wanita adalah inferior. Dan sangat disesali siapapun bisa terjangkit femmephobia ini termasuk feminis. Namun feminisme adalah tentang meningkatkan kebebasan yang kita semua miliki untuk menemukan peran yang paling sesuai dengan kita.

Gerakan anti feminis di dunia dan Indonesia

Di dunia: Sebuah situs Tumblr bernama “Women Against Feminism” menciptakan platform cyber anti-feminisme dan ruang untuk bergabung bersama dan mengungkapkan perasaan jujur dan negatif mereka terhadap feminisme. Adapula beberapa alasan mereka menentang feminisme yaitu karena meyakini bahwa “kesetaraan untuk semua” dan perempuan tidak boleh mempunyai lebih hak daripada laki-laki, mereka juga senang menjadi ibu dan istri sehingga mereka tidak perlu feminisme, Mendukung laki-laki atau melihat dari sudut pandang laki-laki dan menganggap bahwa feminisme hanya untuk perempuan, mereka senang menjadi feminin dan percaya feminisme tidak setuju dengan gaya feminin, karena mereka merasa bukan korban atau tidak teropresi, dll.

Di Indonesia: Sebuah kelompok anti feminis “ Indonesia Tanpa Feminis” telah meluncurkan kampanye media sosial di tengah perdebatan sengit tentang undang-undang kekerasan seksual. Dalam laman Instagram kelompok tersebut diunggah foto-foto perempuan memegang papan dengan hashtag #UninstallFeminism dan #IndonesiaTanpaFeminis. Dilansir The Jakarta Post dalam situsnya, ada berbagai alasan anggota mengikuti gerakan anti feminisme ini, seperti menganggap bahwa wanita tidak perlu setara karena sejatinya wanita itu dimuliakan dalam agama, menghancurkan konstruksi keluarga tradisional, menganggap bahwa feminisme membingkai feminisme sebagai ide Barat yang menghina tuhan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Kelompok tersebut menegaskan bahwa gagasan feminis tentang otoritas penuh atas tubuh seseorang adalah salah, dengan mengatakan bahwa “Tubuhku bukan milikku, melainkan milik Allah”.

Anti feminisme ekstrem. Trigger Warning: Pembunuhan

Pada tanggal 6 Desember 1989 seorang pria bersenjata senapan memasuki sebuah kelas Teknik di École Polytechnique di Montréal, Quebec, Kanada, dan menyuruh para pria keluar sementara perempuan tetap di dalam kelas. Setelah menyatakan kebenciannya kepada feminis, ia menembaki para perempuan. Kemudian dia berjalan keluar kelas dan menembaki para perempuan. Dia mengarahkan senjatanya pada dirinya sendiri setelah dia menikam korban terakhirnya. Amukan 20 menit yang dikenal sebagai École Polytechnique massacre atau Montreal massacre itu menewaskan 14 perempuan.

Setahun setelah serangan itu, surat bunuh diri penyerang itu terungkap, berisikan 19 wanita Quebec yang tampaknya ingin dibunuhnya karena dia menganggap mereka feminis. Ia juga menulis bahwa dia menganggap dirinya rasional dan bahwa dia menyalahkan feminis karena telah menghancurkan hidupnya. Dia menguraikan alasan serangan itu termasuk kemarahannya terhadap feminis karena mencari perubahan sosial yang “mempertahankan keuntungan menjadi perempuan […] sambil mencoba merebut keuntungan laki-laki.”. Pada bulan Desember 2009, feminis mengusulkan bahwa pembantaian 1989 dianggap sebagai “serangan teroris” anti feminis, karena pembunuhnya tidak hanya menargetkan pelajar perempuan secara langsung, tetapi juga berusaha untuk akhirnya meneror semua feminis. Namun butuh waktu 10 tahun sebelum Kota Montréal secara resmi mengenalinya dalam istilah-istilah itu dan mengatakan bahwa para wanita itu dibunuh dalam serangan anti feminis.

Tips and Trick dalam melihat perdebatan feminis dan anti feminis

1. Periksa fakta dan data pada sumber terpercaya

2. Jangan berasumsi tanpa memahami informasi secara utuh

3. Perbanyak literasi dan cari informasi mengenai hal tersebut

4. Cari argumen yang rasional dan uji pernyataan dari perdebatan tersebut, apakah valid atau tidak

Sumber

Anti Feminism: A Brief History, oleh Laura Berlinsky-Schine

Women against feminism: Exploring discursive measures and implicationsof anti-feminist discourse, oleh Alex Phillip Lyng Christiansen dan Ole Izard Høyer, dalam jurnal Globe: A Journal of Language, Culture and Communication, 2: 70–90 (2015)

4 Reasons Some Women Hate Feminism (And What They’re Missing), oleh Ginny Brown

Women Against Feminism: An Analysis of Anti-Feminist Comments on Tumblr, oleh Monica Pham

‘My body is not mine’: Indonesia Without Feminists group starts online campaign, oleh Rizki Fachriansyah, dalam situs The Jakarta Post

The Montréal Massacre is finally recognized as an anti-feminist attack, oleh Mélissa Blais dan Francis Dupuis-Déri, dalam situs theconversation.com

--

--

Aulia Rizky Safirah
0 Followers

Studying Sociology, Interest in Visual Art, Learning about Graphic Design